Disclaimer

Semua isi blog ini bukanlah saya yang menciptakan, melainkan JK Rowling. Kecuali beberapa hal yang tidak memiliki keterangan secara lengkap, saya dan murid-murid saya di Indohogwarts lah yang mengarangnya, dengan bantuan dari Google, Wikipedia, HP Lexicon, dan sumber-sumber lain. Tujuan utama dibuatnya blog ini hanyalah sebagai archive esai-esai dan materi pelajaran. Tidak dapat dipungkiri, blog ini juga mungkin bakal dijadikan sumber contekan para murid-murid di Indohogwarts selanjutnya. Harap cantumkan link blog ini kalau Anda menggunakannya sebagai sumber contekan, dan JANGAN menggunakan sistem copy paste, atau nilai Anda akan saya kurangi. Terima kasih.

Rabu, 26 Maret 2008

Format Esai yang Benar

Secara umum, dalam sebuah esai harus terdapat 3 bagian di bawah:

1. Abstraksi

Abstraksi adalah pembukaan, yang berfungsi sebagai pengantar ke topik yang akan dibahas. Biasanya berisi definisi, etimologi, penjelasan asal usul, dan sebagainya. Pada laporan ataupun jurnal yang lebih panjang, abstraksi biasanya berisi review kasar mengenai apa isi dari laporan tersebut, yang fungsinya memberi bayangan kepada pembaca mengenai apa yang akan si pembaca baca.

2. Isi

Isi adalah badan dari sebuah esai atau laporan. Saya rasa cukup jelas.

3. Penutup

Penutup berfungsi untuk menutup topik yang sudah dibuka di Abstraksi, dan dibahas di dalam isi. Terdiri dari perbandingan isi, bila isinya mendiskusikan dua hal untuk dibandingkan, dan kesimpulan mengenai keseluruhan isi. Sekilas, kesimpulan ini mirip dengan apa yang dibahas dalam Abstraksi. Ada perbedaan diantara keduanya. Abstraksi, memberikan pandangan sekilas kepada si pembaca mengenai apa yang akan dia temui di dalam isi. Sementara Kesimpulan menyimpulkan dan merangkum apa yang dibahas dalam isi. Misal, di dalam isi diangkat mengenai suatu permasalahan, dan kesimpulang menyimpulkan apa penyelesaian terbaik untuk permasalahan tersebut.

4. Referensi

Referensi bukanlah bagian dari badan esai. Namun, referensi adalah elemen terpenting dalam suatu esai. Apa yang kita bicarakan di dalam Isi, harus mempunyai dasar dan pegangan. Referensi menjadi semacam pembuktian mengenai apa yang kita tulis di dalam esai tersebut. Misal, "Dari mana kalian tahu kalau Aconite itu punya 250 spesies berbeda?" di referensi, kita cantumkan dari mana sumber informasi kita. Dengan begitu, semua yang kita kemukakan dalam isi memiliki dasar yang kuat, bukan sekedar asal bicara.

Tata cara menulis Referensi, seperti contoh di bawah:

References

Format of references for the respective sources is as follows:

· From the journal

Meguid, S.A. and Zhu, Z.H., “A novel finite element for treating inhomogeneous solids.” International Journal Numerical Methods engineering 38 (2): 1279 – 1592

· From the book

Glister, P. 1993. The Internet Navigator. New York: John Wiley and Sons

· From Article in book/ Conference proceedings

Eskey, D. and Grabe, W. 1998. “Interactive Models for Second Language Reading” in P.Carrel, J. Devine and D. Eskey (Eds) Intective approaches to second Language Reading. Cambridge: Cambridge University press.

· From Thesis

Borhan, A. 2001. Membrane Filtration of Protein and Alumina Mixtures, MSc Thesis. University of Wales, Swansea, United Kingdom.

· From Interview

Hamouda, A.M.S. 1994. LUSAS Ltd., UK, Private communication

· From website

Duncan, Donna. 6 Sept 1998

· From technical report

Wawrznek, P.A. and Ingraffea, A.R. 1991. Discrete modeling of crack propagation: Theoretical aspects and implementation issues in two and three dimensions. Report Number 91-5. Cornell University: New York, USA.


Tidak ada komentar: